Adsense

Minggu, 31 Mei 2009

Manusia Vs Syaithan


MANUSIA VS Syaithan
Tatkala Alloh menciptakan Adam, serta memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya, maka menolaklah Iblis karena kesombongan yang ada dalam dirinya.
Iblis berkata, ‘Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, sungguh aku akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur’. (QS. Al A’raaf, 6 : 16-17)
Dalam kehidupan manusia senantiasa dalam incaran syaithan, agar syaithan-syaithan itu dapat menjerumuskan manusia dari jalan kebenaran (al haq). Manusia hidup selalu dikepung oleh syaithan. Dalam pepatah Jawa disebutkan ”Wong urip (anak putu Adam) dikepung wakul binoyo mangap dening setan”. Syaithan selalu berusaha agar manusia menyimpang dari jalan yang lurus.
Yang dimaksud dengan jalan yang lurus ialah setiap kebaikan yang mengantarkan kepada keridhaan Alloh seperti hijrah, jihad fii sabilillah (menegakkan kebenaran Al Qur’an dan Sunnah Rasul, termasuk di dalamnya menegakkan keadilan dan kejujuran (akhlaq karimah) dan seluruh ketaatan lainnya yang diridhai Alloh SWT.
Syaithan dalam usaha menjerumuskan manusia dapat melalui arah depan atau belakang. Maksudnya syaithan mendatangi mereka dari segala arah, guna mengelincirkan manusia dari jalan ketaatan, dan syaithan pun memfariasikan kesesatan dalam berbagai bentuk dan warna bagi manusia sehingga ia dapat menjerumuskan manusia ke dalam berbagai kemaksiatan.
Ibnu Abbas r.a. berkata, ”Manusia dihadang/didatangi dari muka supaya manusia menjadi bimbang ragu terhadap kehidupan akhirat dan dari belakang, manusia supaya sangat mencintai dunia (harta, tahta, dan wanita). Dari kanan, manusia dibuat malas terhadap berbagai perintah agama dan meremehkannya. Sedangkan dari kiri, manusia didorong untuk berbuat maksiat”.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa jalan kebaikan akan selalu dihalang-halangi oleh syaithan, sedangkan jalan keburukan dijadikan indah dalam pandangan manusia oleh syaithan. Dalam ayat itu tidak dikatakan ’dari atas manusia’. Ibnu Abbas r.a. menerangkan, ”karena rahmat Alloh turun dari atas mereka (manusia)”.
Sebagai manusia, kita harus senantisa berlindung kepada Alloh SWT dari godaan syaitan, karena syaithan sungguh lihai dan cerdas dalam langkah-langkah untuk menjerumuskan manusia. Dalam proses menjerumuskan manusia, syaithan melakukannya secara perlahan-lahan dan halus, setelah kita merasakan keburukan itu sebagai sebuah kebiasaan, kenyamanan dan kenikmatan maka syaithan melangkah pada tahap-tahap selanjutnya. Dalam sebuah hadits marfu’ disebutkan sebuah do’a yang perlu kita panjatkan agar kita terhindar dari bujuk rayu syaithan.
”Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu ampunan dan kebaikan dalam agamaku, duniaku, keluargaku dan kekayaanku. Ya Alloh, tutupilah hal yang memalukan dari diriku, selamatkanlah aku dari rasa takut, jagalah aku dari depan, belakang, kanan dan dari atasku. Dan aku berlindung kepada-Mu, ya Alloh, dari kebinasaan dari bawahku (gempa bumi, ranjau). (menurut Waki’i)
Setelah mendapatkan segudang kenikmatan, manusia cenderung kufur atas nikmat yang telah diberikan oleh Alloh kepadanya. Dalam ayat itu Alloh sebutkan ’Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur’. Ucapan Iblis ini hanya merupakan dugaan dan sangkaan mereka, dan dalam kebanyakannya, hal ini memang benar.
Alloh SWT berfirman, ”Dan sesungguhnya Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. Dan tidak ada kekuasaan (Iblis) terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya akhirat, dan siapa yang masih ragu-ragu tentang (akhirat) itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.” (QS. Saba’ 34 : 20-21).
Disampaikan oleh : Ustadz Kusnan Hadi, Pengurus MUI kecamatan Imogiri Bantul

Tidak ada komentar: